Sahadat sama, tapi pemahaman berbeda, itu mungkin bisa di sebut dusta


    Kita sebagai umat muslim harus benar benar tau tentang sahadat kita, jangan sampai kita hanya tau dan tak tau arti sesungguhnya dari sahadat itu sendiri, saya pun tidak tau benar benar arti sesungguh nya. Dan disini kita akan mencoba mengkaji bagaimna seseorang mengetahui sahadatnya.

     Saya BERSAKSI tiada Tuahan selain Alloh, itulah sahadat kita sebagai umat muslim, sahadat kita semua sama tapi meski begitu menurut saya ada yang berdusta, saya di sini akan coba mengkaji dengan keawaman,,hehehe..mklum saya buka orang yang hebat agama, mungkin ini lancanag, tapi aku suka kebebasan berpendapat.

      Kita mulai mengkaji, ingat ini menurut ku, dan sangat pasti mungkin berbeda menurut kalian. Di baris atas saya sengaja menggunakan huruf besar untuk satu kata itu, karna itu intinya dalam pengkajian menurut ku ini.
Jika kita bertanya pada teman kita apa arti kata BERSAKSI, pasti ada yang bilang melihat, paertanyaan nya, melihat seperti apa? dari pertanyaan ini sudah sangat jelas maksudnya MELIHAT SECARA NYATA, dan inilah masalahnya, apa kalian yang bersahadat seperti itu pernah melihat tuhan secara nyata? mengikuti nabi besar muhammad SAW ?? apa nabi muhammad pernah melihat Tuhan  ? pasti ada yang berfikir tentunya pernah, kapan ?? ketika dia menerima perintah sholat,aku pun awalnya berfikir seperti itu, hanya berfikir tanpa punya literatur, tapi seorang teman menganggap nabi muhammad SAW tidak bertatap langsung tapi ada sesuatu penghalang yang saya analogikan tabir, dan jika mmemang iya nabi muhammad SAW bertatap atau melihat, berarti sahadat kita hanya motokopy,,wkwkwk apa kalian seperti  itu kalian memahami sahadat kalian ? saya tidak akan mengatakan benar atau salah karna saya bukan tuhan. tapi yang jelas berbeda pendapat dengan saya.

     Jika saya ditanya apa arti bersakasi, saya sama menjawab melihat, masalah nyata ato tidak, entahlah.
dan dalam penjelasan saya, saya akan menekankan kata melihat, membahas tentang tuhan akan lebih condong pada keyakinan, melihat memanag dengan mata, tapi bagi ku melihat di sini bukan dengan mata byasa, tapi mata hati, melihat dengan mata hati itu yang di sebut keyakinan. dan kadang saya bersahadat aku meyakini tiada Tuhan selain Alloh. atau jika tidak boleh dirubah, akan tetap seperti awal, tapi pemahaman ku seperti itu. memang sangat konyol, tapi inilah aku, oranag yang sangat sok tau dan onyol.

0 Response to "Sahadat sama, tapi pemahaman berbeda, itu mungkin bisa di sebut dusta"

Post a Comment